SMANTEB.ID – Menjadi guru bukanlah merupakan tugas yang mudah. Seorang guru tidak hanya dituntut untuk bisa mengajarkan ilmu, tetapi juga harus menjadi teladan yang baik bagi anak didiknya, terlebih jika bisa menjadi guru favorit yang disukai para siswa.
Siswa yang telah menjadikan salah satu gurunya sebagai favorit akan lebih mudah menerima pelajaran yang diajarkan. Lain halnya jika siswa tidak menyukai gurunya, maka pelajaran yang Bapak/Ibu ajarkan seolah begitu sulit mereka terima, bahkan malas-malasan dalam belajar. Jadi, menjadi guru favorit adalah hal yang cukup penting, lho.
Sayangnya, tidak semua guru tahu bagaimana bisa menjadi guru favorit. Beginilah yang dirasakan oleh Abdullah salah seorang guru SMAN 1 Tebing-Tinggi, yang terpilih menjadi siswa-siswinya ketika terpilih sebagai guru terfavorit di SMAN 1 Tebing-Tinggi.
“Alhamdulillah, saya senang, dan sebenarnya saya merasa tidak pantas untuk mendapatkannya, ketika itu, saya gugup, dan tangan saya gemetaran, kayak dapat penghargaan yang luar biasa,” ungkap guru Bahasa Inggris SMAN 1 Tebing-Tinggi tersebut, kepada smanteb.id Selasa (05/01/20).
Terlebih saat ini, hari perayaan ulang tahun SMAN 1 Tebing-Tinggi, setelah itu saya di suapin kue ulang tahun, oleh Kepala Sekolah (Eko Prayitno) saya sungguh senang sekali hari itu.
“Bercampur rasa tidak percaya diri,”ujar Abdullah.
Menurutnya, selama aktivitas mengajar, ia tidak pernah melakukan apa-apa, ia hanya beraktivitas seperti orang lain mengajar pada umumnya.
Iya juga mengapresiasi kepada pihak penyelenggara yaitu OSIS yang telah rela menghabiskan waktunya, guna terlaksananya acara indah itu.
“Mantap benget para OSIS, membuat acara ini. Saya sangat mengapresiasi sekali kepada mereka,” ungkap Pemenang guru terfavorit 2019/2020 itu.
Dilain tempat, diceritakan pula oleh Muhammad Fikri salah satu anggota OSIS kala itu, bahwa mereka melakukan penilaian itu melibatkan semua siswa-siswi SMAN 1 Tebing-Tinggi.
“Kami melakukan penilaian kala itu, dengan mendatangi kelas-kelas dan memberikan mereka pilihan, guru mana yang mereka yang paling terfavorit,” ujarnya.
Dalam hal ini, lanjutnya, bukan berarti guru-guru yang lain, tidak disukai oleh para siswa-siswi, tetapi ini hanyalah, ajang penghargaan bagi mereka yang menang.
“Sehingga pada akhirnya, ditemukan lah Bapak Abdullah lah sebagai pemenang, dari hasil semua kelas yang kita mintai suara pilihannya,” ungkapkan dia.
Dia juga menyebutkan bahwa, ada beberapa kriteria yang diberlakukan, dalam penilaian itu, namun sayangnya ia tidak terlalu ingat apa saja kriteria yang diberlakukan oleh tim OSIS kala itu.