January 16, 2025
Spread the love

SMANTEB.ID – Zaman sekarang ini, krisis moralitas bangsa menjadi suatu permasalahan yang mendasar di Indonesia. Degradasi atau pergeseran moralitas sosial banyak terjadi di kalangan muda dan remaja.

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perilaku sosial yang menyimpang yang dilakukan oleh para remaja, seperti : tindakan kriminal, narkoba, minuman keras, begal, free-sex, rendahnya sopan-santun dan rasa hormat antar sesama, kebut-kebutan di jalan raya, melanggar rambu-rambu lalu lintas, dan tawuran, memberi pertanda buruk pada moralitas sosial di kalangan generasi muda. Perilaku ini juga didukung dengan pesatnya media informasi dan komunikasi yang begitu bebas di era globalisasi saat ini, sehingga sulit menyaring norma dan nilai perilaku dari luar yang tidak sesuai dan masuk serta mempengaruhi remaja yang terkesan labil dalam mencari jati dirinya.

Dalam realitas ini pendidikan karakter (akhlak) melalui peranan pendidikan agama diharapkan dapat menjadi solusi pengendalian karakter sebagai upaya preventif dan represif terhadap demoralisasi sosial yang terjadi terutama pada remaja.

Dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat pada era globalisasi saat ini terasa sekali pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat, khususnya di kalangan remaja saat ini. Melihat kenyataan yang ada sekarang, banyak ditemukan tingkah laku remaja yang bertentangan dengan norma-norma agama Islam.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Untuk itu, Kepala SMAN 1 Tebing-Tinggi, Eko Prayitno memiliki sebuah program unggulan tersendiri untuk membentuk karakter siswa, agar berperilaku tidak menyimpang yakni dengan program Jum’at Taqwa.

“Mengingat kegiatan ini dilakukan di masa pandemi kami melaksanakannya dilapangkan untuk menghindari kerumunan jaga jarak serta dengan penerapan protokol kesehatan, sementara untuk siswa alhamdulilah sudah banyak yang divaksin,” ucap Eko Prayitno.

Dikatakan pula, untuk siswa yang beragama non muslim, pihak sekolah juga menyediakan tempat untuk mereka dengan khusus guru tersendiri yang keduanya sama dilaksanakan setiap pagi Jum’at.

Kegiatan ini dilaksanakan, selama satu 30 sampai 45 menit sebelum para siswa masuk kedalam kelas pada waktu jam pelajaran pertama, yang biasanya dibawakan bergantian oleh guru sesuai dengan jadwal tiap minggunya.

Kali ini dalam kegiatan Jum’at Taqwa ini, Kepala SMAN 1 Tebing-Tinggi ini, membawakan tema pembinaan akhlak dalam Islam, yang artinya adalah untuk membentuk orang-orang yang bermoral baik, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku, bersifat bijaksana, sopan dan beradab.

“Pada dasarnya pendidikan islam diharapkan dapat membangun kepribadian seseorang menjadi ‘insan kamil’ yaitu manusia yang utuh secara rohani dan jasmani, yang dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena taqwanya kepada Allah SWT. Sehingga dapat menghasilkan manusia yang berguna bagi diri dan masyarakat disekitarnya. Mampu menjaga hubungannya dengan Allah SWT. dan dengan sesama manusia serta mengamalkan segala yang diperintahkan agama dan menjauhi larangannya. Dengan begitu mereka dapat mengambil manfaat dari pendidikan tersebut dengan mengolah dan memanfaatkan segala yang ada di alam untuk kepentingan hidup di dunia dan dapat memperoleh rahmat Allah SWT. sebagai bekal di akhirat,” ucap Eko Prayitno.

Pembinaan pada pada para siswa ini merupakan perhatian pertama dalam pendidikan agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad SAW yang utama adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Dalam pembinaan akhlak, islam memberi perhatian utama dimulai dari pembinaan fisik. Fisik yang baik akan menimbulkan perbuatan yang baik, dan dari perbuatan yang baik ini akan melahirkan jiwa yang baik, kemudian akan mempermudah dalam menghasilkan kebaikan-kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh kehidupan manusia baik secara lahir dan batin.

Eko Prayitno berharap, melalui kegiatan ini para siswa entah itu yang muslim dan non-muslim bisa memiliki sikap yang baik, karena menurutnya sikap itu penting, dan itu menjadi penilaian penting bagi orang lain.

“Kami berharap anak-anak kami ketika keluar dari sekolah bisa menjadi contoh, dan panutan dalam bersikap, dan mudah-mudahan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan,” pungkasnya.

Sementara itu salah seorang siswa Monika Alya, yang juga turut berpartisipasi dalam kegiatan Jum’at Taqwa ini, mengatakan bahwa kegiatan yang seperti ini menjadi salah satu tempat untuk membina akhlak dan menjadi wadah bagi siswa dalam menimba ilmu agama karena menurutnya kalau hanya di mata pelajaran saja tidaklah cukup karena hanya beberapa jam.

“Semoga saja kegiatan ini terus berlanjut, buat tambahan bekal ilmu, kan di mata pelajaran cuma beberapa jam untuk pelajaran pendidikan agama, dan ini menjadi wadah lagi bagi kami,” ucap perempuan yang juga menjadi ketua OSIS ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published.